Kasus Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Industri

Kasus Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Industri

Penegakan Hukum Lingkungan

Amdal / Izin Lingkungan

Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup

Bagaimana Penanganan Limbah Industri

Pengelolaan limbah industri merupakan proses yang meliputi pemilahan, pengomposan, penimbunan, dan daur ulang. Sebelum limbah dibuang, tentu langkah-langkah diatas perlu dilakukan. Tetapi untuk melakukannya, industri perlu mengetahui karakteristik dari limbah yang akan dibuang ke lingkungan.

Setiap limbah yang dihasilkan oleh industri memiliki karakter yang berbeda berdasarkan jenis, tingkat produksinya, dan bagaimana penanggulangannya.

Dampak Pencemaran Limbah Cair Terhadap Lingkungan

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, pencemaran atau polusi air adalah pelepasan zat berbahaya bagi ekosistem yang dilepaskan ke permukaan air seperti danau, sungai, muara dan lautan. Pencemaran itu sendiri dapat dikategorikan menjadi dua jenis yakni:

dimana sumber ini berasal dari pelepasan limbah atau produk sampingan berbahaya yang dialirkan langsung ke sumber air terdekat tanpa adanya pengolahan. Limbah cair ini bisa berasal dari limbah domestik seperti rumah tangga, hospitality seperti hotel, atau rumah sakit. Limbah domestik ini dapat berupa kotoran, atau zat kimia dari sabun, detergen, obat, zat kimia dari hasil pencucian alat kesehatan rumah sakit dan lainnya. Sedangkan limbah cair pabrik merupakan limbah hasil produksi produk yang berbentuk cair dan mengandung zat kimia yang berbahaya dan merusak lingkungan dan langsung begitu saja dilepaskan di saluran air.

berupa polutan atau bahan pencemar yang masuk ke aliran air melalui tanah, air tanah atau yang dilepaskan di udara secara langsung berbentuk hujan asam dan lainnya. Contoh badan air yang tercemar dapat berbentuk zat, mikroorganisme patogen, limbah organik yang bisa membusuk, nutrisi tanaman, bahan kimia beracun, endapan, uap panas, minyak bumi, zat radioaktif dan lainnya yang secara tidak langsung dibuang ke aliran air seperti di permukaan tanah yang kemudian dapat menguap ke udara.

Pencemaran ini memiliki banyak dampak negatif bagi ekosistem terutama pada manusia seperti penyakit seperti tifus, kolera, hepatitis, dan lainnya jika air yang tercemar tersebut mengandung zat-zat tercemar. Efek negatif bagi ekosistem bisa merusak rantai makanan, karena mencemari hewan air, ataupun makhluk hidup darat yang mengkonsumsi air. Dampak  yang berakibat fatal adalah berkurangnya pasokan makanan hewani manusia. Serta, Eutrofikasi yang terjadi karena masuknya bahan kimia pada badan air sehingga mendorong pertumbuhan alga yang merusak permukaan air di bumi.

Pencemaran-pencemaran ini dapat dikendalikan jika pelaku pengguna air dapat mengontrol air cemar tersebut. Beberapa cara dapat dilakukan, diantaranya adalah instalasi pengolahan limbah air pada perumahan ataupun perusahaan maupun industri hospitality dengan menyaring air limbah domestik tersebut sebelum dibuang ke sumber air utama. Kemudian untuk industri, yang dimana Baku Mutu air limbah industri diatur oleh beberapa peraturan. Ha-hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan Teknologi Membrane Bioreactor (MBR).

MBR atau Membrane Bioreactor adalah teknologi dengan kombinasi proses membran seperti mikrofiltrasi (microfiltration) atau ultrafiltrasi (ultrafiltration) dengan proses pengolahan air limbah biologis, proses lumpur aktif menghasilkan air bersih yang dapat kembali digunakan untuk aktivitas produksi. Teknologi ini sekarang banyak digunakan untuk pengolahan air limbah kota dan industri, baik untuk aktivitas domestik maupun aktivitas industri.

WhatsApp: +62823-4811-4479

Limbah industri dapat merusak lingkungan. Mulai sekarang, Perusahaan perlu mengetahui langkah-langkah untuk pengelolaan limbah industri dalam mencegah pencemaran lingkungan. Setiap perusahaan harus bertanggung jawab atas limbah yang dihasilkan. Penanganan limbah industri yang salah akan menyebabkan pencemaran lingkungan.

Ketika limbah hasil manufaktur dan industri tidak dikelola secara tepat, tentu akan mencemari udara, air, dan tanah. Apabila limbah hanya dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS), pada akhirnya bisa memunculkan gas metana. Jika gas metana meningkat, akan menjadi efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Daftar Regulasi Pemerintah Tentang Pengelolaan Limbah Industri dan Pencemaran Lingkungan

Dalam mencegah dampak pencemaran lingkungan, Pemerintah sudah menggunakan Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Kementerian, hingga Perda.. Ada cukup banyak kebijakan yang digunakan untuk menjaga lingkungan hidup, keanekaragaman hayati, dan kesejahteraan manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Kenapa Limbah Industri Menjadi Masalah?

Kehadiran industri memang menghadirkan berbagai jenis produk yang membuat manusia merasa mudah dan nyaman. Tetapi semua aktivitas tersebut meninggalkan masalah yang cukup kompleks, salah satunya mengenai pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah.

Hal ini dikarenakan, limbah industri menyebabkan pencemaran pada air, udara, dan tanah jika tidak ditanggulangi dengan tepat dan efektif. Sehingga menjadi pemicu masalah  Kesehatan manusia dan lingkungan.

Meskipun di Indonesia kebijakan dan regulasi mengenai pengelolaan limbah sudah ada, tetapi masih banyak pelaku industri yang melanggar. Dikarenakan memang kontrol dan pengawasan yang tidak begitu ketat dari regulator.

Baca Juga: Pentingnya Rutin Melakukan Pengolahan Air Limbah 6 Bulan Sekali

Selain itu, perusahaan tidak memiliki akses informasi yang baik mengenai penanggulangan limbah industri dan tidak mengetahui dampak yang ditimbulkan secara sistemik dari pembuangan limbah industri yang tidak tepat.

Jika Anda butuh diskusi mengenai pengelolaan limbah yang tepat, Anda bisa menghubungi PT Advanced Analytics Asia (A3) Laboratories sebagai konsultan Analisa Limbah di lokasi industri Anda.

Pengendalian Pencemaran Udara

Dampak Pencemaran Limbah Cair Terhadap Lingkungan

Bumi kaya akan sumber daya alam yang bersumber air, tanah dan udara. Namun diantaranya air merupakan sumber daya alam yang terpenting bagi manusia. Karena kapasitas permukaan bumi yang dua pertiganya didominasi oleh sumber daya air, serta kebutuhan manusia yang komponen tiap manusia terdiri dari 60-70% air.

Air terdapat dimana saja di permukaan bumi, juga jumlah airnya tetap hanya saja diolah bentuk melalui siklus air melalui proses alami yang berkelanjutan baik dari alam maupun siklus pengolahan buatan dari manusia. Siklus alami dimana pola air di lautan, laut, danau, sungai dan lainnya menguap setelah menjadi proses kondensasi dan presipitasi kemudian kembali lagi jatuh kembali ke bumi dalam bentuk hujan atau salju yang diturunkan oleh awan yang sebenarnya merupakan bentuk gumpalan uap air. Sedangkan, ada juga siklus air yang berawal dari penggunaan air bersih (potable water) dari sumber-sumber alami air seperti sungai, laut, danau, dll kemudian dipakai untuk kebutuhan rumah tangga domestik dan produksi hingga limbah dari domestik dan pabrik tersebut disalurkan kembali ke sumber air utama.

Namun, permasalahan serius terdapat pada hasil penggunaan air pada aktivitas domestik dan pabrik. Sering kali hasil olahan dari aktivitas manusia tersebut mengancam keberadaan air di bumi karena mengandung polutan yang mencemar. Perubahan sifat fisik, kimia atau biologis dari yang awalnya aman untuk digunakan untuk kebutuhan konsumtif rumah tangga kemudian menimbulkan konsekuensi yang merugikan bagi organisme hidup di air bahkan untuk makhluk hidup di darat maupun udara, terutama manusia yang berakibat pada krisis air.

Pengendalian Pencemaran Air