Injeksi Adalah

Injeksi Adalah

Lokasi Tubuh untuk Melakukan Injeksi

Lokasi suntikan tergantung pada obat yang diberikan, penyakit yang menyertai, seberapa cepat obat perlu bekerja, dan jenis suntikan yang diterima. Jenis suntikan juga dipengaruhi oleh berat badan, usia, biaya, frekuensi pemberian, dan faktor lainnya. Berikut ini lokasi pemberian sesuai dengan jenisnya:

Suntikan intravena dilakukan dengan sebuah tabung plastik kecil yang disebut kateter, yang dimasukkan ke dalam vena. Kateter ditempatkan di tempat yang mudah diakses dengan aliran darah terbaik. Ini lokasi umum pemberian suntikan:

Penting untuk menghindari area kulit yang terinfeksi dan menempatkan kateter pada sendi yang dapat menekuk. Pemberian suntikan harus dihindari pada area yang terluka atau sakit, dan vena yang kaku atau tipis.

Suntikan Intramuskular

Suntikan intramuskular dimasukkan ke dalam otot. Ini lokasi umum pemberian suntikan:

Lokasi pemberian akan tergantung pada jenis obat yang diterima. Beberapa suntikan perlu diberikan ke otot yang lebih besar. Berikut ini beberapa poin yang perlu diperhatikan:

Jenis suntikan ini digunakan untuk memberikan obat-obatan seperti insulin untuk diabetes, suntikan hormon untuk perawatan kesuburan, dan obat pengencer darah untuk mencegah pembekuan darah. Ini lokasi umum pemberian injeksi:

Suntikan tidak boleh diberikan pada kulit cekung atau tebal. Hindari juga bagian kulit yang terluka atau rusak.

Suntikan internal digunakan untuk tes alergi dan tuberkulosis. Berikut lokasi umum pemberian injeksi:

Hindari area tubuh dengan tahi lalat, bekas luka, ruam, atau banyak rambut karena dapat mempersulit interpretasi hasil pengujian. Lesi kulit juga harus dihindari kecuali jika suntikan diberikan untuk membantu mengobatinya.

Kapan Harus Melakukan Injeksi?

Injeksi biasanya dilakukan sesuai saran dokter, atau untuk tujuan tertentu seperti ketika ingin mendonorkan darah. Disarankan untuk tidak melakukan suntikan di lokasi yang sama, karena dapat menyebabkan kulit di daerah tersebut menjadi lebih tebal atau cekung ke dalam.

Tips lainnya adalah area yang sama dengan jarak 2,5-5 sentimeter dari tempat suntikan sebelumnya. Setelah semua area tersebut telah digunakan, kamu bisa berpindah ke area lain.

Cara Injeksi I.M di Otot Ventrogluteal

Berikut adalah cara injeksi I.M di otot ventrogluteal:

Tempat injeksi ventrogluteal adalah ditengah “V” (Stein & Hollen, 2021).

Bagaimana Melakukan Injeksi?

Cara melakukan injeksi adalah mengisi jarum suntik dengan cairan yang ingin diberikan. Lalu, memasukkannya ke bagian tubuh dan mengeluarkan cairan secara perlahan. Setelah selesai, cabut jarum dan tutup luka suntikan dengan perban kecil. Prosedurnya akan tergantung jenis injeksi yang diberikan.

Berikut beberapa jenis injeksi dalam dunia medis dan cara melakukannya:

Injeksi intravena dilakukan dengan memasukkan cairan ke dalam aliran darah. Metode ini adalah cara tercepat untuk mendapatkan efek yang diinginkan, karena obat segera berpindah ke sirkulasi darah dan ke seluruh tubuh. Jenis ini sering dikaitkan dengan penggunaan narkoba.

Injeksi Intramuskular

Injeksi intramuskular bertujuan untuk mengantarkan suatu zat ke dalam otot agar cepat diserap oleh pembuluh darah. Sebagian besar vaksin yang tidak aktif, seperti vaksin influenza diberikan dengan cara suntikan intramuskular ini. Metode ini dilakukan dengan jarum yang membentuk sudut 90 derajat dalam posisi duduk.

Injeksi subkutan bertujuan untuk mengirimkan cairan ke jaringan antara kulit dan otot. Metode ini membuat penyerapan obat berjalan lebih lambat ketimbang intramuskular. Jarum yang digunakan pun cenderung lebih pendek, karena tidak perlu mencapai otot.

Pemberiannya dilakukan di jaringan lemak di belakang lengan. Injeksi insulin adalah yang paling umum menggunakan metode ini. Selain itu, vaksin tertentu seperti MMR (Campak, Gondok, dan Rubela), Varisela (Cacar Air), dan Zoster (herpes zoster) juga diberikan secara subkutan.

Dalam Injeksi intradermal, obat dikirim langsung ke dalam dermis, yaitu lapisan yang berada tepat di bawah epidermis kulit. Suntikan sering diberikan pada sudut 5 sampai 15 derajat dengan jarum pada kulit pasien. Penyerapan membutuhkan waktu paling lama ketimbang injeksi intravena, intramuskular, dan subkutan.

Oleh karena itu, jenis intradermal sering digunakan untuk tes sensitivitas, seperti tes tuberkulin dan alergi, dan tes anestesi lokal. Reaksi yang disebabkan oleh tes ini mudah dilihat karena lokasi suntikan pada kulit. Bagian tubuh yang sering dijadikan lokasi suntikan intradermal adalah lengan bawah dan punggung bawah.

Injeksi depot dilakukan dengan tujuan untuk menyimpan obat dalam massa lokal, kemudian secara bertahap diserap oleh jaringan di sekitarnya. Senyawa aktif dalam metode ini dilepaskan secara konsisten dalam jangka waktu lama. Cairan yang dimasukkan berbentuk agak padat atau berbahan dasar minyak.

Cara Injeksi I.M di Otot Deltoid

Berikut adalah cara injeksi I.M di otot deltoid:

Volume Maksimum Injeksi I.M

Pada orang dewasa, volume maksimum yang diperbolehkan untuk injeksi IM tergantung pada ukuran otot.

Otot deltoid lebih kecil dan hanya akan memungkinkan hingga 2 cc obat untuk rata-rata orang dewasa, sedangkan pada otot yang lebih besar seperti ventrogluteal dan vastus lateralis, dapat diberikan lebih banyak.

Komplikasi Injeksi I.M dan Cara Mencegahnya

Risiko komplikasi pada injeksi I.M adalah iritasi lokal, pembentukan hematoma, atau (lebih jarang) cedera saraf perifer dan neuropati (Li, 2017).

Namun risiko komplikasi tersebut dapat dikurangi dengan identifikasi tempat injeksi yang tepat dan Teknik injeksi yang baik.

Hindari area yang mengalami peradangan atau edema, dan area dengan jaringan parut atau lesi.

Penting juga untuk memastikan bahwa pasien memiliki massa otot yang memadai untuk dilakukan injeksi (mis: pasien kurus).

Bagi pasien yang mengalami gangguan perdarahan atau trombositopenia berat (trombosit rendah), atau mereka yang sedang menjalani pengobatan tertentu, seperti antikoagulan, mungkin berisiko mengalami pembentukan hematoma.

Untuk mencegah hematoma, tahan dan berikan tekanan kuat pada tempat suntikan selama minimal 2 menit, tetapi jangan memijat daerah tersebut.

CDC (2019) merekomendasikan jarum ukuran 23G atau yang lebih kecil untuk pasien dengan gangguan perdarahan.

Perawat harus memantau pasien dengan cermat untuk memastikan tidak ada perdarahan atau rembesan dari tempat suntikan.

- Sesuai dengan niat untuk menginjeksikan semua produknya di tahun 2014 ini, PT Astra Honda Motor (AHM) meluncurkan sepeda motor terbarunya yang sudah mengusung sistem injeksi (FI). Motor tersebut adalah Honda New MegaPro FI (injeksi).

"Sesuai dengan janji kami maka setelah meluncurkan Revo injeksi di awal bulan, kini kami kembali meluncurkan motor injeksi terbaru yakni New MegaPro FI yang merupakan motor injeksi Honda ke-12," ujar President Director PT Astra Honda Motor (AHM) Toshiyuki Inuma di sela-sela acara peluncuran New MegaPro FI di JCC, Jakarta, Senin (27/1/2014).

Jantung pacunya itu sendiri tetap dibekali mesin berkapasitas 150 cc yang sudah mengusung teknologi injeksi khas Honda yakni PGM FI yang sangat ramah lingkungan dan irit bahan bakar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskannya, selain mesin yang sudah mengusung sistem injeksi desain dari New MegaPro ini memiliki desain yang atraktif sehingga mempertahankan desain macho dan tangguh dengan tidak meninggalkan kenyamanan khas terdahulu.

"Motor ini bertenaga dan sedikit getaran. Saya yakin motor ini bisa diterima oleh masyarakat Indonesia sama seperti motor Honda injeksi lainnya," lugasnya.

Injeksi yang sering disebut sebagai ‘shot’ atau ‘jab’ dalam bahasa Inggris adalah proses memasukkan cairan ke tubuh menggunakan jarum. Dalam praktik medis, cairan yang kerap dimasukkan ke tubuh melalui injeksi adalah obat dan vitamin. Jarum yang digunakan adalah jarum hipodermik dan jarum suntik.

Dalam dunia medis pula, injeksi kerap dikenal sebagai teknik pemberian obat melalui parenteral, yaitu pemberian melalui rute selain saluran pencernaan. Injeksi parenteral meliputi injeksi subkutan, intramuskular, intravena, intraperitoneal, intrakardiak, intraartikular, dan intrakavernosa.

Suntikan umumnya diberikan satu kali pada suatu waktu, meski dapat digunakan untuk pemberian obat secara terus-menerus dan dalam kasus tertentu. Bahkan, ketika diberikan satu kali pada waktu tertentu, pengobatannya mungkin bersifat jangka panjang, yang kemudian disebut sebagai injeksi depot.

Jika obat perlu diberikan secara berulang, kateter yang menetap biasanya lebih disukai daripada injeksi. Injeksi adalah salah satu prosedur perawatan kesehatan yang cukup umum. Sebagian besar injeksi dilakukan dalam rangka perawatan kuratif, sedangkan sebagian kecilnya untuk imunisasi, atau transfusi darah.

Spuit dan Jarum Injeksi I.M

Obat I.M pada umumnya membutuhkan spuit 1 cc sampai 3 cc, tergantung pada volume obat yang diberikan.

Panjang jarum untuk injeksi IM harus cukup panjang untuk mencapai otot tanpa mempengaruhi saraf, pembuluh darah, atau tulang di bawahnya (CDC, 2019).

Pasien-pasien obesitas mungkin memerlukan jarum yang lebih panjang untuk memastikan obat disuntikkan ke dalam otot, bukan lemak.

Viskositas (kekentalan) obat juga mempengaruhi pemilihan ukuran jarum untuk injeksi I.M.

Obat dengan larutan kental biasanya membutuhkan jarum yang berukuran lebih besar.